Jadi Chef Vegan dan Punya Restoran di Umur 11 Tahun. Anak Ini Membuktikan Usia Hanya Angka
Jadi Chef Vegan dan
Punya Restoran di Umur 11 Tahun. Anak Ini Membuktikan Usia Hanya Angka
Di usia 11
tahun dulu, kamu ngapain sih?
Tapi Omari McQueen berbeda. Di usianya yang
baru 11 tahun, dia sudah menjadi CEO sebuah perusahaan kuliner vegan bernama
DIPALICIOUS dan membuka retoran pop up khusus
hidangan plant-based dengan
nama yang sama. Ya memang hanya restoran sementara yang buka beberapa hari saja
sih. Tapi untuk anak seusianya, itu sebuah pencapaian yang besar, bukan? Nggak
cuma itu, di saat anak-anak seusianya masih sibuk main layangan, Omari menerima
menjadi pemenang termuda chef vegan
di UK. Wow!
1.
Awalnya belajar masak untuk menggantikan sang Ibu yang sedang sakit. Eh, malah
keterusan…
Kok bisa sih
anak yang baru berusia 11 tahun jago masak? Semuanya mungkin terjadi tanpa
sengaja. Awalnya, Omari dipaksa untuk belajar memasak, setelah sang ibu
menderita hemiplegic migraines yang
bisa membuat tubuhnya lumpuh sampai 24 jam. Sang ibu khawatir karena memiliki 6
anak, yang harus disiapkan makanan. Karena itu, sang Ibu mengajari anak-anak
yang lebih tua untuk memasak. Di sini, Omari menemukan passion-nya, dan jadi keterusan belajar
memasak karena hobi.
2.
Omari belajar memasak melalui YouTube. Kini, ia menjadi menjadi host workshop
memasak untuk anak-anak
Selain belajar memasak dari kedua
orangtuanya, Omari juga belajar memasak dari YouTube. Dari ulasan sebuah media,
disebutkan Omari mempelajari banyak teknik memasak dan membedakan bahan-bahan
melalui aromanya, karena ia juga menderita disleksia, sebuah kekurangan dalam
membaca. Beberapa tahun berlalu, Omari kemudian membuat channel-nya sendiri di YouTube, dan sering
membuat workshop memasak untuk
anak-anak di sana.
3. Di usianya yang 11 tahun ini, Omari menjadi CEO perusahaan kuliner
serta punya restoran Vegannya sendiri
Semuanya berawal dari saat Omari bertemu
dengan pengusaha Roger Wade di Linkedin (Anak umur 11 tahun mana lagi yang
sudah main di Linkedin?), dan “curhat” berharap bisa membuka restorannya
sendiri suatu hari nanti. Wade, sebagai CEO dari Boypark Croydon sebuah retail
kuliner di Croydon, Inggris, membalas dengan pertanyaan: kenapa tidak buka sekarang?
4.
Umurnya masih sangat belia, tapi Omari tahu pasti apa yang ia ingin dan sedang
ia lakukan
Yang unik dari
Omari ini adalah pemahamannya atas persoalan, yang mungkin sulit bagi anak
seusianya. Omari memilih vegan karena tak ingin menyakiti binatang. Dalam
ulasan npr.org, Omari mengatakan: “Kamu
bisa memberitahu orang bahwa makanan (vegan) bagus untuk kesehatan dan baik
juga untuk hewan. Tapi mereka tidak akan peduli kecuali makanan (vegan yang
ditawarkan) itu terlihat menarik dan lezat”. Hmm, bener juga sih ya?
5. Di Indonesia sendiri juga ada lho pengusaha cilik yang yang omzetnya
besar. Kalah deh kita yang kerja sehari 8 jam
Bicara soal
usaha dan bisnis, sebenarnya banyak anak-anak seusia Omari yang punya omzet
jutaan. Di Indonesia sendiri, beberapa tahun lalu muncul nama Almeyda Nayara,
siswa SD yang menjual mainan Slime. Awalnya Naya hanya menyukai mainan slime
yang dibawa oleh kakak kelasnya. Alih-alih hanya membeli di toko untuk memuasi
kesukaannya, Naya memilih untuk membuat slime sendiri.
Hasil karyanya kemudian dijual, awalnya hanya
kepada teman-temannya, dan semakin lama pasarnya semakin luas. Usaha ini
membuat Naya meraub untung sampai 25 juta sebulan. Meski rezeki orang
beda-beda, tapi hal itu cukup jadi tamparan bagi kita yang bekerja 8 jam sehari
dan 5 hari seminggu tapi belum berpenghasilan sebesar itu.
6. Rumus cerita di atas adalah sama: tekun, nekat, dan kesempatan. Tapi
bagaimana dengan kita yang sering melewatkan kesempatan karena takut gagal?
Mungkin kita
semua takjub dengan kisah sukses anak-anak di atas. Kok bisa sih mereka
terpikirkan bisnis dan sukses di usia yang sangat muda? Tapi kalau kita
mencermati dengan jeli, rumus mereka hanya ada tiga: tekun, nekat, dan
memanfaatkan kesempatan. Tekun, mulai dari belajar dan mengembangkan skill sehingga bisa menciptakan produk
yang bernilai, nekat melakukan langkah awal meski orang-orang bilang itu
mustahil, dan berani menyambar kesempatan yang datang.
Lantas bagaimana dengan kita yang sudah
dewasa? Nggak semua, tapi banyak dari kita yang sering melewatkan kesempatan di
depan mata karena rasa ragu. Iya kalo
sukses? Iya kalau berhasil? Iya kalau bisa? Rasa takut pada hasil yang
nggak pasti ini sering menjadi alasan bagi kita untuk nggak menyambar kesempatan.
Padahal kesempatan itu belum tentu datang dua kali ‘kan?
7. Semua orang bisa mengejar mimpi, tergantung seberapa keras dia mau
melampaui limitnya
Barangkali
kamu sering diremehkan karena usia, sering dianggap masih hijau dan nggak tahu
apa-apa, kisah Omari, Naya, dan anak-anak lainnya bisa menjadi jawaban yang
akurat. Usia itu hanyalah angka yang kemudian dijadikan standar harus begini
dan begitu. Padahal, usia nggak selalu menjadi tolok ukur kemampuan. Semua
orang bisa mengejar mimpinya, di usia berapa pun dia, asalkan cukup keras
berusaha untuk melampaui batasan. Kalau nggak dicoba, bagaimana kita bisa tahu
hasilnya bukan?
Usia yang cukup dan modal yang besar, nggak
akan bisa menjadi apa-apa tanpa nyali dan tekad untuk mencoba. Sebaliknya,
kalau sudah punya skill, kemauan
untuk terus belajar, kenekatan untuk berjuang, apalah arti usia? Kesimpulan
gampangnya sih, break the limit aja
guys~
Akhir Kata
Demikianlah artikel tentang Omari si Chef Vegan yang memiliki restoran diumur 11 tahun. Dari sini kita belajar bahwa mau usia apapun dalam keadaan apapun jika kita tekun mengerjakan maka hasilnya akan memuaskan dan tidak akan menghianati. Semoga artikel diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sampai bertemu di artikel selanjutnya!
Sekian dan Terima Kasih
Sumber :
0 Response to "Jadi Chef Vegan dan Punya Restoran di Umur 11 Tahun. Anak Ini Membuktikan Usia Hanya Angka"
Posting Komentar